Cara Memanen Padi Tradisional Terancam Ditinggalkan Oleh Petani Indonesia

Hendri Skip
2 min readJan 23, 2020

--

Selamat berkunjung dan selamat membaca artikel kami. Kali ini kami akan membahas tentang cara memanen padi tradisional yang terancam ditinggalkan oleh petani Indonesia.

Penanaman padi menggunakan sistem tanam tradisional terancam ditinggalkan. Pasalnya, saat ini sejumlah petani mengaku kesulitan mencari tenaga kerja, guna melakukan proses-proses pertanian.

Tak adanya regenerasi dalam melakukan kegiatan pertanian, menuntut petani harus bisa memanfaatkan inovasi dunia pertanian, berupaya penggunaan alat menin pertanian (alsintan)

saat ini generasi muda jarang yang mau untuk bekerja sebagai buruh tanam padi, sehingga dengan adanya alsintan berupa mesin penanam padi rice transplanter, akan lebih meringankan para petani melakukan penanaman padi.

Dibawah ini merupakan salah satu alat yang saat ini sudah sangat jarang digunakan oleh petani di Indonesia :

Gerejag atau Gebotan

Meski sudah banyak ditinggalkan, namun metode merontokkan bulir padi menggunakan gerejag atau gebotan masih harus dilestarikan keberadaanya.

Ada beberapa komponen yang membuat gebotan/gerejag ini dapat difungsikan, yaitu :.

Rak peluruh bulir padi yang terbuat dari bambu atau kayu setinggi empat kaki dan diletakkan di tanah.

Meja rak yang juga untuk meluruhkan bulir padi. Terbuat dari bambu yang dibelah dengan jarak kurang lebih sekitar 1 sampai 2 cm.

Di bagian samping dan belakang, umumnya ditutup menggunakan plastik, tikar, terpal, atau alat lainnya yang ada di sekitar tempat merontokkan bulir padi. Sedangkan, untuk bagian depannya tetap dibiarkan terbuka.

Alasan utama mengapa teknik menggunakan gebot ini ditinggalkan adalah karena memerlukan waktu lama, tenaga yang besar, dan angka susut padi juga besar karena tak semuanya bisa rontok.

Demikianlah artikel kami, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan. Semoga bermanfaat dan sekian.

--

--

No responses yet