Upacara Adat Cara Memanen Padi Masyarakat Sunda

Hendri Skip
2 min readJan 23, 2020

--

Suku Sunda merupakan salah satu kelompok etnis yang sampai saat ini masyarakatnya masih memelihara dan menghormati adat istiadat warisan leluhurnya.

Masyarakat Sunda dikenal sering mengadakan upacara-upacara adat, yang tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur atas apa yang telah mereka dapatkan.

Salah satu upacara adat yang sering mereka lakukan adalah upacara adat Seren Taun. Seren Taun merupakan upacara adat panen padi masyarakat Sunda yang dilakukan setiap tahun.

Upacara ini berlangsung sangat ramai dan dihadiri ribuan masyarakat sekitar dari berbagai desa di daerah Sunda. Tidak hanya itu, ada juga masyarakat dari daerah luar bahkan wisatawan mancanegara datang untuk menyaksikan upacara adat tersebut.

Konon Upacara adat Seren Taun sudah dilakukan secara turun-menurun sejak zaman Kerajaan Sunda purba seperti kerajaan Pajajaran.

Seren Taun berasal dari kata dalam Bahasa Sunda yaitu, ‘’Seren’’ yang artinya Serah,/Seserahan (menyerahkan) dan ‘’Taun’’ yang berarti Tahun. Adapun maknanya adalah sebagai tanda serah terima dari tahun lalu ke tahun yang akan datang sebagai penggantinya.

Bisa juga diartikan sebagai bagian dari rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua hasil pertanian yang mereka dapatkan. Dan berharap agar kedepannya hasil pertanian yang mereka dapatkan akan meningkat atau lebih baik dari sebelumnya.

Spesifiknya upacara ini adalah cara penyerahan hasil bumi berupa padi yang sudah dihasilkan warga selama satu tahun dan disimpan ke dalam lumbung atau dalam bahasa Sunda ‘’Leuit’’.

Tata cara ritual setiap daerah berbeda dan beraneka ragam, tapi masih memiliki makna yang sama yaitu menyerahkan hasil panen berupa padi kepada ketua adat.

Upacara ini bukan hanya sekedar perayaan semata tapi juga sebagai tuntunan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, terlebih pada saat masa panen tiba.

Selain itu dimaksudkan juga agar Tuhan senantiasa selalu memberikan perlindungan di musim tanam mendatang.

Ritual diawali dengan mengambil air suci dari tujuh mata air yang telah dikeramatkan, kemudian disatukan kedalam satu wadah, dan diberi doa. Air ini kemudian dicipratkan ke semua orang yang hadir dalam upacara tersebut agar membawa berkah.

Ritual berikutnya adalah sedekah kue, diamana warga yang hadir akan berebut mengambil kue di tampah (wadah penyimpanan kue), bagi mereka yang berhasil mendapatkan kue ini dipercaya akan mendapat berkah.

Kemudian dilanjutkan dengan menyembelih kerbau, makan tumpeng bersama, dan malam harinya diisi dengan pertunjukkan wayang golek.

Dikukuhkan oleh tokoh-tokoh agama dengan membacaka doa-doa secara bergantian. Upacara ini juga diramaikan dengan kesenian-kesenian adat. Ritual ini berlangsung sejak tanggal 18 Rayagung.

Demikianlah artikel ini, untuk membaca artikel tentang cara memanen padi sampai jadi beras silahkan klik disini.

--

--

No responses yet